Berita

Berita Lainya

news
Gelar Seminar Bertema Tarekat, Prodi Ilmu Tasawuf Berharap Tarekat Dapat Berkontribusi di Era Society 5.0

27 Agt 2023 Admin

Program Studi Ilmu Tasawuf (IT) STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta menggelar seminar Nasional dengan tema “Membumikan Tarekat di Era Society 5.0”. Acara dilaksanakan pada Senin, 21 Agustus 2023, di ruang Multipurpose Kampus STAI Sunan Pandanaran. 

Seminar tarekat ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua STAI Sunan Pandanaran, yakni Dr. KH. Imaduddin Sukamta, MA. dan Ketua Prodi Ilmu Tasawuf, Dr. Ade Supriyadi, MA.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh para narasumber, mulai Dr. Sulaiman, M.Ag, Rizal Fauzi, M.Ag dan Mudrik Minanurrohman, S. Sos., M.Ag. Adapun yang menjadi moderator adalah Lia Nur Khotijah S. Sos.I., MA., salah satu dosen Prodi Ilmu Tasawuf STAI Sunan Pandanaran.

Ketua Prodi Ilmu Tasawuf, Dr. Ade Supriyadi, MA. menegaskan, salah satu praktek tasawuf adalah amaliah tasawuf di bawah bimbingan seorang mursyid atau guru, yaitu melalui tarekat.

Baginya, tarekat saat ini tidak hanya dijalani orang yang sudah tua, tapi banyak anak muda yang menekuni tarekat.

"Saat ini tarekat tidak tidak hanya dijalankan oleh orang usia tua saja, akan tetapi banyak juga orang usia muda yang menekuni dunia tarekat," tegasnya.

Tarekat di era Society 5.0 ini, diharapkan memiliki kontribusi dalam bidang pemberdayaan masyarakat atau sosial dan bidang pendidikan. Tarekat yang bercorak klasik akan sulit menyesuaikan dengan paradigma era society 5.0 karena tarekat ini bersifat ekslusif dan zuhud yang memandang negatif dunia. Tetapi tantangan tarekat 5.0 ini lebih berat dibandingkan tarekat klasik karena harus menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat.

Ketua Prodi Ilmu Tasawuf, Ade Supriyadi kembali menegaskan bahwa seminar ini diharapkan memperkenalkan prodi Ilmu Tasawuf STAI Sunan Pandanaran kepada masyarakat luas.

"Juga untuk mengakrabkan tarekat kepada mereka agar tidak terkesan sebagai ajaran yang eksklusif sehingga mereka tertarik untuk belajar tasawuf atau tarekat secara lebih mendalam," pungkas bapak Ade Supriyadi.

Dari seminar ini dapat disimpulkan bahwa kita sebagai penikmat era society 5.0 harus tetap menjaga hati ketika terlibat aktif dakwah di medsos, mengelola bisnis, terjun di dunia politik praktis dan pendidikan modern.

Penulis: Elisa May Lestari


Berita

...
Gelar Seminar Bertema Tarekat, Prodi Ilmu Tasawuf Berharap Tarekat Dapat Berkontribusi di Era Society 5.0

27 Aug 2023 By Admin

Program Studi Ilmu Tasawuf (IT) STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta menggelar seminar Nasional dengan tema “Membumikan Tarekat di Era Society 5.0”. Acara dilaksanakan pada Senin, 21 Agustus 2023, di ruang Multipurpose Kampus STAI Sunan Pandanaran. 

Seminar tarekat ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua STAI Sunan Pandanaran, yakni Dr. KH. Imaduddin Sukamta, MA. dan Ketua Prodi Ilmu Tasawuf, Dr. Ade Supriyadi, MA.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh para narasumber, mulai Dr. Sulaiman, M.Ag, Rizal Fauzi, M.Ag dan Mudrik Minanurrohman, S. Sos., M.Ag. Adapun yang menjadi moderator adalah Lia Nur Khotijah S. Sos.I., MA., salah satu dosen Prodi Ilmu Tasawuf STAI Sunan Pandanaran.

Ketua Prodi Ilmu Tasawuf, Dr. Ade Supriyadi, MA. menegaskan, salah satu praktek tasawuf adalah amaliah tasawuf di bawah bimbingan seorang mursyid atau guru, yaitu melalui tarekat.

Baginya, tarekat saat ini tidak hanya dijalani orang yang sudah tua, tapi banyak anak muda yang menekuni tarekat.

"Saat ini tarekat tidak tidak hanya dijalankan oleh orang usia tua saja, akan tetapi banyak juga orang usia muda yang menekuni dunia tarekat," tegasnya.

Tarekat di era Society 5.0 ini, diharapkan memiliki kontribusi dalam bidang pemberdayaan masyarakat atau sosial dan bidang pendidikan. Tarekat yang bercorak klasik akan sulit menyesuaikan dengan paradigma era society 5.0 karena tarekat ini bersifat ekslusif dan zuhud yang memandang negatif dunia. Tetapi tantangan tarekat 5.0 ini lebih berat dibandingkan tarekat klasik karena harus menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat.

Ketua Prodi Ilmu Tasawuf, Ade Supriyadi kembali menegaskan bahwa seminar ini diharapkan memperkenalkan prodi Ilmu Tasawuf STAI Sunan Pandanaran kepada masyarakat luas.

"Juga untuk mengakrabkan tarekat kepada mereka agar tidak terkesan sebagai ajaran yang eksklusif sehingga mereka tertarik untuk belajar tasawuf atau tarekat secara lebih mendalam," pungkas bapak Ade Supriyadi.

Dari seminar ini dapat disimpulkan bahwa kita sebagai penikmat era society 5.0 harus tetap menjaga hati ketika terlibat aktif dakwah di medsos, mengelola bisnis, terjun di dunia politik praktis dan pendidikan modern.

Penulis: Elisa May Lestari