Berita

Berita Lainya

news
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Adakan Seminar Internasional : The Authority Of Mursyid In The New Media

07 Sep 2024 Admin

Yogyakarta, staisunanpandanaran.ac.id.- Kemarin malam, pada Rabu (14/08/2024) Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran, menggelar acara seminar internasional yang bertema "Authority of Mursyid and Mufassir in The New Media".

Tak seperti biasanya, acara ini digelar di gedung Qoah Pondok Pesantren Sunan Pandanaran pada jam 20.00 WIB.

 Acara seminar ini dihadiri oleh 362 orang terdiri dari segenap Civitas Akademika, para dosen, dan seluruh mahasiswa STAI Sunan Pandanaran.

Pada pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian sambutan bapak Dr. Imaduddin Sukamta, M.A, selaku ketua STAISPA, dan dilanjutkan pemaparan materi oleh Prof. Ismail Fajrie Alatas, Ph.D.

Prof Ismail Fajrie Alatas merupakan seorang akademisi dengan sejuta pengalaman di bidang akademika dan sekarang berprofesi sebagai dosen di New York University.

Menurut Prof Ismail Fajrie, yang membentuk otoritas keagamaan seseorang tidak hanya dilihat dari backgorund keilmuannya, akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah kerja. Kerja yang dimaksud yaitu membangun dan memupuk para jama’ah.

“Otoritas keagamaan bertumpu pada kerja membangun jama’ah, maka mediasi itu menjadi penting. Karena, seorang tokoh berusaha menerjemahkan masa lalu ke masa kini, dan dia membangun relasi dengan jama’ahnya ini yang disebut dengan praktik mediasi.” Jelasnya.

Praktik mediasi ini selalu menggunakan ruang media sebagai sarana. Dan di setiap zaman, para tokoh otoritatif itu menggunakan media sesuai masanya, dan sekarang media memasuki era new media dimana semua aspek kehidupan manusia seoalah bergantung kepada media digital.

“Yang menarik dari media, media itu dibutuhkan untuk menyampaikan sesuatu, untuk mendesiminasikan sunnah tadi itu sehingga bisa direalisasikan akan tetapi sifatnya media itu tidak hanya menyampaikan, akan tetapi juga membentuk apa yang disampaikan.” Tambahnya.

Pada seminar malam itu, peserta beserta dosen terlihat antusias menyimak dan mendengarkan penjelasan Prof Ismail. Kabarnya, Prof Ismail akan kembali ke New York University setelah hanpir setahun berada di Indonesia.


Penulis : Elisa May Lestari

 

 


Berita

...
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Adakan Seminar Internasional : The Authority Of Mursyid In The New Media

07 Sep 2024 By Admin

Yogyakarta, staisunanpandanaran.ac.id.- Kemarin malam, pada Rabu (14/08/2024) Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran, menggelar acara seminar internasional yang bertema "Authority of Mursyid and Mufassir in The New Media".

Tak seperti biasanya, acara ini digelar di gedung Qoah Pondok Pesantren Sunan Pandanaran pada jam 20.00 WIB.

 Acara seminar ini dihadiri oleh 362 orang terdiri dari segenap Civitas Akademika, para dosen, dan seluruh mahasiswa STAI Sunan Pandanaran.

Pada pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian sambutan bapak Dr. Imaduddin Sukamta, M.A, selaku ketua STAISPA, dan dilanjutkan pemaparan materi oleh Prof. Ismail Fajrie Alatas, Ph.D.

Prof Ismail Fajrie Alatas merupakan seorang akademisi dengan sejuta pengalaman di bidang akademika dan sekarang berprofesi sebagai dosen di New York University.

Menurut Prof Ismail Fajrie, yang membentuk otoritas keagamaan seseorang tidak hanya dilihat dari backgorund keilmuannya, akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah kerja. Kerja yang dimaksud yaitu membangun dan memupuk para jama’ah.

“Otoritas keagamaan bertumpu pada kerja membangun jama’ah, maka mediasi itu menjadi penting. Karena, seorang tokoh berusaha menerjemahkan masa lalu ke masa kini, dan dia membangun relasi dengan jama’ahnya ini yang disebut dengan praktik mediasi.” Jelasnya.

Praktik mediasi ini selalu menggunakan ruang media sebagai sarana. Dan di setiap zaman, para tokoh otoritatif itu menggunakan media sesuai masanya, dan sekarang media memasuki era new media dimana semua aspek kehidupan manusia seoalah bergantung kepada media digital.

“Yang menarik dari media, media itu dibutuhkan untuk menyampaikan sesuatu, untuk mendesiminasikan sunnah tadi itu sehingga bisa direalisasikan akan tetapi sifatnya media itu tidak hanya menyampaikan, akan tetapi juga membentuk apa yang disampaikan.” Tambahnya.

Pada seminar malam itu, peserta beserta dosen terlihat antusias menyimak dan mendengarkan penjelasan Prof Ismail. Kabarnya, Prof Ismail akan kembali ke New York University setelah hanpir setahun berada di Indonesia.


Penulis : Elisa May Lestari